Rapat WKU 3, Bidang UMKM, Koperasi dan Kemitraan Kadin Kota Bandung
Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperasi dan Kemitraan Kadin Kota Bandung, Bambang Tris Bintoro dan Komite Tetap dibawah bidangnya, telah melaksanakan rapat pada hari Kamis, 14 April 2022 di Ruang Rapat lt. 2 Graha Kadin Kota Bandung. Rapat ini bertujuan untuk berdiskusi dalam penyusunan program-program kegiatan dari masing-masing Komite Tetap.
Rapat dibuka oleh Ketua Kadin Kota Bandung – Ir. Iwa Gartiwa, MM., dan dihadiri Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperasi dan Kemitraan – Bambang Tris Bintoro, Komite Tetap Waralaba dan Kemitraan – Bhakti Desta Alamsyah, Komite Tetap Pembiayaan UMKM – Yane Pelangi, Komite Tetap Perizinan dan Standarisasi UMKM – Ir. R. Gatot Hardyanto, Komite Tetap Sentra Industri – Siti Nur Maftuhah, MT., Komite Tetap Makanan dan Minuman – Eppy Winaningsih dan Moch. Adlin, Komite Tetap Kewirausahaan – Ibrahim Imaddudin, Komite Tetap Usaha Mikro Kecil MeneNgah – Yemi Resmiasih, Komite Tetap Jasa – Robby Gumelar dan H. Lenny Sukarni, Komite Tetap Konfeksi, Fahion dan Craft – Adinugraha Sukardar, dan Direktur Eksekutif – Ridwan Kurniawan.
Dalam sambutannya, Iwa Gartiwa menyampakan bahwa syukur alhamdulillah kita sekarang sudah dilantik. Harus ada rencana program-program kedepan yang akan dilakukan. Sebenarnya, sesuai hasil Musyawarah Kota (MUKOTA VIII) sudah ada program, namun sekarang kita akselerasikan lagi dengan yang sekarang akan dibuat supaya lebih tajam dalam pelaksanaannya.
Iwa juga mengatakan bahwa bidang UMKM, Koperasi dan Kemitraan ini menjadi satu program andalan dari Kadin Kota Bandung. Sehingga pengemasannya harus lebih serius dilakukan. Hal ini menjadi sebuah tantangan disaat dan setelah pandemi agar terus dilakukan secara maksimal.
Dirinya mengucapkan rasa terima kasihnya untuk Tim Kamis Manis Ngobrol Bisnis dari Kadin Kota Bandung yang sudah melaksanakan acara tersebut karena dampak impactnya sangat luar biasa bagi UMKM. Untuk semua tim dan UMKM yang sudah terlibat dalam acara Kamis Manis kemarin, dirinya meminta untuk dilibatkan lagi.
“Banyak sebetulnya UMKM dari wilayah Bandung Timur, Barat, perbatasan Kabupaten dan sebagainya ingin mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan wawasan melalui bisnis yang ada. Jadi, bagaimana caranya kedepan apakah nanti akan diadakan perwilayah. Di kita juga banyak peserta dari anak mudanya, ada dari ibu-ibu, remaja, karena di kita juga ada program “SMK Sahabat UKM”, agar dapat mempertajam lagi segmen atau kategori dan sektor-sektor UMKM nya,” saran Iwa.
Lebih lanjut, Iwa meminta agar akses permodalan jangan sampai mudah terprovokasi, kita bisa melalui perbankan, dan perbankan juga sekarang banyak program baru dan sedang cari model-model pembiayaan yang baru bagi UMKM, jadi kita juga harus update data terus, mana yang kira-kira pas untuk UMKM.
Disamping itu, UMKM ini juga banyak masalah perizinan yang harus dilindungi, jangan sampai mereka tertipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, karena disitulah peran KADIN.
Selanjutnya, Iwa meminta kepada UMKM bahwa sebelum dibuatkan NIB. Mereka harus disyaratkan menjadi anggota Kadin terlebih dahulu. Karena hal tersebut dapat berkotribusi baik bagi KADIN. Namun disisi lain, hal tersebut juga menjadi tantangan tersendiri sampai sejauh mana peran Kadin.
“Kadin sangat terbuka, silahkan menggunakan fasilitas ruangan di Kadin terutama untuk UMKM, karena bagi kita semakin banyak orang yang tahu Kadin, semakin banyak orang yang datang ke Kadin, maka semakin strategis pula bagi Kadin. Prinsipnya, asal bermanfaat karena Kadin sendiri adalah lembaga yang non profit.” tutur Iwa.
Sementara Bambang Tris Bintoro mengatakan dalam rapat ini bahwa kita telah mencoba berdiskusi untuk menginisiasi program kegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing Komite Tetap. Penyusunan program bidang UMKM ini sangat diharapkan oleh Kadin, karena ada beberapa hal yang sudah dilakukan pada periode kepemimpinan Iwa Gartiwa periode pertama dan sekarang.
Pada periode pertama, pengembangan bisnis UMKM, kerjasama dengan beberapa kampus, seperti Maranata, Muhammadyah, dan Widytama dalam pembuatan website untuk UMKM. Selain itu, kita juga sekarang sedang merintis penguatan UMKM oleh Komtap Waralaba, Bhakti Desta Alamsyah untuk UMKM agar bisa naik kelas di Kiarapark.
Dari yang awalnya jualan kaki lima, harus mulai “didandani” sehingga bisa masuk ke Kiarapark. Lalu melakukan pendampingan pihak kampus dalam aspek-aspek usahanya, kemudian terakhir kedatangan dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasioanal) yang sebelumnya bernama LIPI.
“Kita juga sempat bekerjasa sebelumnya dengan LIPI dengan KPBS dan Kadin Kota Bandung untuk teknologi Tepat Guna untuk merubah bakteri yang tidak berguna menjadi berguna,” ungkap Bintoro.
Rencananya, setelah lebaran ini akan ada kegiatan sosialisasi program BRIN sebanyak 2 kali kegiatan per 50 UMKM setiap kegiatannya, khusunya untuk UMKM yang sudah terkurasi, jenis programnya adalah untuk keperluan mereka mengenai sarana teknologi tepat guna, akan difasilitasi oleh BRIN dengan syarat UMKM nya sudah dikurasi oleh Kadin dan BRIN.
Kadin juga telah bekerjasama dengan STIE Ekuitas untuk program studenpreneur, sudah 9 angkatan, kemudian pembiayaan dengan BJB, BRI, BNI, Bank Mandiri, juga dengan PKBL BUMN PT LEN, PT PINDAD dan lainnya.
“Kalau bicara tentang program semua sudah ada, tinggal meramu bagaimana supaya bisa lebih makasiml lagi untuk mencapai target yaitu penguatan UMKM,” jelas Bintoro.
Bintoro juga mengatakan bahwa penyusunan program ini harus real dan benar-benar bisa dilaksanakan. Karena Kadin memiliki aset intangible berupa jejaring yang sangat luas serta bisa dimanfaatkan oleh semua. Apalagi Kadin juga bisa beririsan dengan program dari dinas-dinas.
Bersinergi dengan BRIN, kita juga ingin masuk ke sentra-sentra di Kota Bandung, salah satunya Sentra Tahu Cibuntu. Dimana teknologi tepat guna bisa diterapakan disana untuk masalah masa kadaluarsa dari produk tahu yang selama ini hanya bisa bertahan 2 hari agar bisa bertahan hingg 10 hari. Kita ingin masuk ke sentra membawa suatu perubahan, ujar Bintoro.
Program SMK Sahabat UKM, disini siswa SMK harus praktek kerja di tempat usaha UMKM. Mereka nantinya bisa membimbing UMKM dari hal administrasinya, pembukuannya, IT, hingga Desain produk, sesuai dengaan jurusannya. Mengingat di tempat UKM, siswa SMK juga dapat belajar bagamana menjadi duta marketing usaha UMKM sambil berbisnis, jelasnya.
Lebih lanjut, Bintoro mengatakan bahwa di Kadin secara infrastruktur sebenarnya sudah lengkap, tingal memfasiltasi jejaring dan irisan program untuk penguatan UMKM.
Isu strategis mengenai pengembangan UMKM melalui Kadin Kota Bandung menurut Bintoro ada 4 hal yaitu: Fasilitasi pengembangan UMKM di Kota Bandung belum terintegrasi dengan baik, Peran Kadin belum dirasakan optimal bagi pengusaha dan UMKM di Kota Bandung, Posisi tawar Kadin belum optimal terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah Kota Bandung, dan Kerjasama stakeholder terkait dengan Kadin belum optimal. Ini tugas kita untuk mengoptimalkan isu-isu tersebut, ujar Bintoro.
Sedangkan rencana program yang disampaikan oleh komite tetap diantaranya:
- Eppy Winaningsih dan Moch. Adlin: Pembuatan Rumah Produksi oleh Komite Tetap Makanan dan Minuman.
- Siti Nur Maftuhah: Program pembenahan dokumen profile sentra industri dan aksi penataan sentra industri dengan mentargetkan sentra unggulan yang layak ditampilkan, serta menciptakan sentra baru yang didanai oleh APBN atau CSR dari Komite Tetap Sentra Industri.
- Yane Pelangi: Program Pembiayaan UKM dari BPR dan Komite Tetap Pembiayaan UMKM.
- Bhakti desta Alamsyah: Program UKM Naik kelas dengan tempat pemasaran di Kiara Park, dengan nama Lokal Pride dari Komite Tetap waralaba dan Kemitraan.